Dalam hitungan jam lagi, tahun 2010 akan segera berganti menjadi tahun 2011. Ada banyak cerita suka terutama duka yang menyertai aku sepanjang tahun ini. Padahal sebelumnya ku pikir tahun terburukku adalah tahun 2006 saat orang yang ku samgka akan mengimami-ku dunia-akhirat kembali kepada-Nya tanpa ku duga sama sekali.
Waktu mengalir kadang terasa cepat, kadang terasa lambat. Terasa cepat kala aku sedang bahagia, dan terasa sangat lambat saat aku sedang sendiri dan bersedih. Itulah kehidupan. Orang-orang dengan berbagai 'label' datang silih berganti dalam hidupku; teman, pacar, sahabat, teman kerja dan sebagaimnya. Tapi tak ada satupun yang bertahan sampai dengan detik pergantian tahun ini. Aku melewatinya sendiri didepan monitor beku.
Tahun 2010 adalah tahun terberat (selain tahun 2006) bagiku. Aku kehilangan SEMUA yang aku miliki; keluarga, sahabat, teman, pekerjaan, harga diri, masa depan, nama baik, mimpi, bahkan harapan juga semangat hidup.
Sangat ajaib, ternyata walau kehilangan segalanya (nyaris kehilangan diriku sendiri juga) diawal tahun 2010, tapi tenyata aku sanggup bertahan sampai ke penghujun tahun berat ini. Bertahan sendiri dengan rasa sakit tanpa ada yang benar-benar bisa mengerti. Tak mungkin ada yang bisa mengerti, bagaimana mungkin ada yang bisa mengerti, bahkan tak ada satu orangpun yang benar-benar mengenali siapa aku.
Aku mengelilingi separuh negri ini, membawa diri, tanpa tujuan. Lari...
Aku berharap bisa menetap disuatu tempat, bisa diterima disuatu tempat atau akan ada seseorang yang akan menahanku disuatu tempat hingga aku tak harus pergi lagi, mencari sesuatu yang aku bahkan tak tau apa. Tapi itu tak pernah terjadi.
Aku terus berjalan dan berjalan dari satu kota ke kota lain, menyebrang dari satu pulau ke pulau yang lainnya. Membuat kenangan dengan orang-orang yang pada akhirnya (lagi-lagi) aku tinggalkan. Tak ada satupun yang benar-benar menahanku ketika akhirnya aku pergi dari suatu tempat untuk pergi ke tempat yang lainnya. Padahal sesungguhnya aku sudah terlalu lelah dan sangat ingin bisa menetap dan mulai untuk mempersiapkan akhir.
Aku melihat pemandangan-pemandangan alam yang indah selama setahun ini. Pantai-pantai yang sempurna, gunung-gunung, barisan bukit, lembah juga adat yang berbeda-beda disetiap tempat yang aku kunjungi. Sering aku tertawa dan menangis dalam satu waktu selama petualanganku setahun ini. Dari sekian banya tiket perjalan yang aku beli dan aku kumpulkan, tak ada satupun yang menjadi tiket terakhirku, paling tidak sampai saat ini. aku selalu membeli tiket untuk datang, dan kembali membeli tiket untuk pulang, tapi bukan pulang ke rumah.
Negri ini memang sangat kaya, aku beruntung bisa melihat langsung sebagian darinya. Penduduknyapun ramah dan bertangan terbuka, paling tidak terhadap aku yang sangat tidak jelas asal usulnya ini bagi mereka.
Sering kali saat berada disuatu tempat ada yang bertanya padaku: "Asalnya dari mana, disini tinggal sama siapa, ngapain disini?", lalu saat aku menjawab aku datang dari tempat yang tidak tergambar dalam peta Indonesia, aku hanya melihat-lihat disana dan aku tak punya siapa-siapa disana, mereka langsung mengerutkan kening. Setahun ini aku sudah terbiasa dianggap aneh, tak jelas, atau yang lebih halusnya misterius.
Aku pernah berada disuatu pulau yang sangat indah. Terindah nomor dua setelah tempat asalku. Aku sangat ingin bisa menetap dan berakhir disana, tapi sayang...lagi-lagi aku tak bisa, lagi-lagi aku harus pergi dan lagi-lagi tak ada yang benar-benar menahanku selain diriku sendiri, dan tak berhasil. Aku memiliki banyaaak kenangan selama berada disana. Aku memiliki sahabat, adik, teman-teman bahkan keluarga baru yang sangat berharga bagiku setelah sekian banyak kehilangan yang terjadi dalam hidupku sepanjang tahun ini. Aku pikir aku telah menemukan, tapi......sakit! Seharusnya aku memang tak boleh memiliki seseorang atau bahkan walau cuma sekedar harapan atau mimpi. Karena aku terlalu sering kehilangan. Tak mungkin akan ada yang akan hilang 'kan bila aku tak memiliki apapun?!
Aku menahan diri untuk tak kembali ke tempat itu, sampai detik ini aku berhasil, walau sangat sulit. Aku mendatangi ibu kota negri ini, berkeliling jawa tengah dan jawa barat sebelum akhirnya aku memutuskan untuk menetap (sementara) disini. Aku suka kota ini, sejuk. Aku harap dia bisa menyejukkan hatiku, walau sampai detik ini dia belum berhasil. Sepertinya dia masih punya banyak waktu untuk berusaha menyejukkan hatiku, karena aku belum memutuskan akan kemana setelah dari sini. Dan sepertinya harapanku untuk segera 'berakhir' pun belum akan Dia kabulkan.
Ada tiga orang yang sangat berarti bagi hidupku, selain keluargaku, mengatakan hal ini padaku, dulu. Tapi sampai sekarang aku tak pernah melupakannya
-Rionaldy : kamu tak akan pernah bisa melupakan aku, karena aku juga tidak akan bisa
-Green : kamu orang yang mampu merubah orang lain, aku salah satunya
-Ryant : kamu spesial
Aku tak pernah melupakan mereka, terutama yang terakhir.
"mungkin aku bukanlah tulang rusukmu yang hilang dan selama ini kau cari
tapi aku ingin menjagamu selayaknya tulang rusukmu sendiri
yang akan melindungi jantungmu, hatimu dan semua organ penting ditubuhmu
saat kau mungkin terjatuh atau mulai melemah
aku melakukannya dengan tulus
karena memang itulah tugas dari tulang rusuk"
Selamat tinggal tahun 2010, aku tak mungkin melupakan satu haripun yang ada dalam tahun ini. 53 minggu yang berganti bagai mimpi hitam dan putih. Selamat datang tahun 2011. Aku menunggu 'kejutan' apa lagi yang akan datang padaku ditahun ini. Tak sabar rasanya ingin tau akhir dari kisahku yang panjang dan sepi ini. Apapun, selamat tahun baru. Harapanku hanya satu, aku hanya ingin menjadi layak untuk dicintai dan disayangi seumur hidupku tanpa melihat siapa aku.
"cawan-cawan takdir yang nyaris tandas..
tertumpah habis oleh getirnya hidup yang tak bersahabat
berharap hujan akan menyambangi
atau mungkin sekedar gerimis
tak disangka panas menahun
retak sudah ia kini
dan jadi percuma meski kelak hujan menghampiri"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar